Wrapped Token
Pelajari apa itu Wrapped Token, cara kerjanya, kelebihan, risiko, serta contoh paling populer seperti WBTC dan WETH agar bisa mendalami market secara maksimal.
Dalam dunia aset digital, interoperabilitas atau kemampuan berbagai blockchain untuk saling terhubung menjadi kebutuhan penting. Karena banyak jaringan blockchain bekerja secara terpisah, wrapped token hadir sebagai solusi untuk menjembatani ekosistem tersebut. Wrapped token memungkinkan aset dari satu blockchain digunakan di jaringan lain tanpa harus memindahkan aset aslinya. Konsep ini semakin populer terutama dalam penggunaan DeFi (Decentralized Finance).
Wrapped token adalah representasi dari suatu aset kripto yang berada di blockchain berbeda. Aset asli “dikunci” di jaringan asal, lalu token versi “wrapped”-nya diterbitkan di blockchain lain. Nilai wrapped token selalu mengikuti harga aset aslinya dengan rasio 1:1. Contoh paling populer adalah WBTC (Wrapped Bitcoin), yaitu versi Bitcoin yang digunakan di jaringan Ethereum.
Bagaimana Wrapped Token Bekerja?
1. Aset Asli Dikunci
Saat pengguna ingin membuat wrapped token, aset aslinya disimpan oleh kustodian atau smart contract yang aman. Aset tersebut tidak bisa dipindahkan selama token versi wrapped masih beredar.
2. Token Wrapped Diterbitkan
Setelah aset asli terkunci, jaringan akan mencetak token wrapped di blockchain yang dituju. Token ini memiliki nilai sama dengan aset yang dikunci.
3. Penukaran Kembali
Jika ingin mengembalikan ke bentuk asli, prosesnya disebut unwrap. Token wrapped dibakar, lalu aset asli dilepaskan kembali kepada pemilik.
Sistem ini menjaga suplai agar tetap seimbang antara aset asli dan versi wrapped-nya.
Kelebihan Wrapped Token
Interoperabilitas Antar-Blockchain
Blockchain seperti Bitcoin dan Ethereum tidak dapat berkomunikasi secara langsung. Wrapped token menjembatani keterbatasan ini, membuat aset dapat digunakan di ekosistem lain.
Likuiditas yang Lebih Tinggi
Dengan wrapped token, aset populer seperti BTC bisa dipakai di berbagai platform DeFi untuk lending, staking, atau trading. Hal ini meningkatkan likuiditas secara keseluruhan.
Biaya Transaksi Lebih Murah
Beberapa blockchain memiliki biaya transaksi lebih rendah dibanding jaringan asal. Menggunakan wrapped token membantu pengguna mengurangi biaya dan mendapatkan kecepatan transaksi yang lebih cepat.
Contoh Wrapped Token Populer
WBTC (Wrapped Bitcoin)
Versi Bitcoin di jaringan Ethereum yang memungkinkan BTC digunakan dalam layanan DeFi seperti Uniswap, Aave, dan Compound.
WETH (Wrapped Ethereum)
ETH dalam bentuk ERC-20 agar kompatibel dengan standar token di jaringan Ethereum.
WSOL (Wrapped Solana)
SOL versi wrapped yang digunakan di platform DeFi berbasis Solana atau lintas jaringan.
Risiko Wrapped Token
Ketergantungan pada Kustodian
Jika sistem kustodian tidak aman atau mengalami peretasan, aset asli yang dikunci berpotensi hilang.
Risiko Smart Contract
Bug atau kesalahan pada smart contract dapat memengaruhi keamanan aset pengguna.
Regulasi
Wrapped token masih berada di area abu-abu regulasi, sehingga pengguna perlu tetap berhati-hati.
Penutup
Wrapped token menjadi inovasi penting dalam dunia kripto karena memungkinkan interoperabilitas antar-blockchain yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Dengan mempermudah penggunaan aset di berbagai ekosistem DeFi, wrapped token membuka peluang baru bagi pengguna dan pengembang. Namun, seperti teknologi kripto lainnya, penggunaan wrapped token memerlukan pemahaman risiko dan keamanan. Dengan pengetahuan yang tepat, wrapped token dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam aktivitas kripto Anda.
